Segini Laba Bersih Yang Di Dapat Kan BUMN!

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan sektor perbankan menjadi penyumbang terbesar laba bersih konsolidasi BUMN hingga 2022.
Seperti diketahui, laba bersih konsolidasi perseroan hingga 2022 mencapai Rp 303,7 triliun. Meski data ini belum diaudit, kami perkirakan laba bersih BUMN akan naik Rp 179 triliun selama 2021.

“Alhamdulilah dari 12 klaster yang kita miliki, jasa keuangan ini yang paling tinggi kontribusinya,” ungkapnya di gedung DPR RI Jakarta, Senin (13/2).

“Kalau kita lihat nanti mungkin detailnya nggak bisa berikan secara terbuka laporan masing-masing perusahaan ini kan masih mau di audit,” ucapnya.

Erick melanjutkan lebih jauh, di sektor jasa asuransi dan dana pensiun pun telah mencatat perbaikan keuangan. “Kalau kita lihat IFG pun ini ada laba yang baik tapi bagian dari restrukturisasi Jiwasraya. Karena di Jiwasraya sendiri masih minus. Tapi secara konsolidasi asuransi dan dana pensiun ini sehat,” ucapnya.

Selanjutnya, sektor jasa infrastruktur juga memiliki kinerja yang positif. PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan Brantas Abipraya memiliki kinerja yang sehat. Termasuk PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) yang mencatat laba diatas Rp 2 triliun.

“Yang masih restrukturisasi ini PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero) masih penugasan. Perumnas kita juga ada persentasi dengan Kemenkeu untuk perbaikan bisnis model,” pungkasnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, hal yang sangat menggembirakan adalah transformasi BUMN yang sudah didorong hampir mencapai 70 – 75 persen, yang berarti tinggal 25 persen lagi.

“Kalau kita lihat konsolidasi perbaikan juga tentu pengoperasian secara menyeluruh, ini kita bisa melihat laba bersih kembali meningkat sangat signifikan yakni terjadi peningkatan dari Rp125 triliun pada 2021 yang mana Insyaallah nanti ketika diaudit kemungkinan untuk tahun 2022 diperkirakan mencapai Rp303,7 triliun (unaudited),” ujar Erick.

Baca Juga :  Demi Keberlangsungan Bisnis Himbara, Begini Ungkapan Erick Thohir

Hal tersebut disampaikan Menteri BUMN dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI sebagaimana dipantau secara daring di Jakarta, Senin 13 Februari 2023.

Dengan demikian, terdapat kemungkinan peningkatan laba yang sangat signifikan sebesar Rp179 triliun.

Dalam kesempatan tersebut, Erick juga memperkirakan peningkatan aset dari Rp8.978 triliun pada 2021 menjadi Rp9.867 triliun (unaudited) pada 2022.

Kemudian diperkirakan juga peningkatan ekuitas dari Rp2.778 triliun pada 2021 menjadi Rp3.150 triliun (unaudited) pada 2022.

Erick juga memperkirakan kenaikan pendapatan BUMN dari Rp2.292 triliun pada 2021 menjadi Rp2.613 triliun (unaudited) pada 2022.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima mengatakan bahwa Komisi VI DPR RI mengapresiasi Kementerian BUMN RI yang telah melaksanakan transformasi BUMN.

Sehingga menghasilkan peningkatan kinerja korporasi dan keuangan BUMN pada 2022 dan kontribusi BUMN kepada negara.

Komisi VI DPR RI juga mendorong Kementerian BUMN RI untuk terus melakukan transformasi BUMN secara berkelanjutan sesuai dengan peta jalan atau roadmap yang telah disusun dalam rangka meningkatkan kinerja BUMN yang lebih baik pada periode-periode selanjutnya.

Hal itu termasuk mengawasi penerapan Good Corporate Governance secara konsisten dalam rangka menciptakan pengelolaan BUMN yang transparan, profesional, efektif, dan efisien.