Fans Bantu Selesaikan Lagu Saat Sindrome Tourette Lewis Capaldi Kambuh

Saat tampil di Frankfurt, Jerman Februari lalu, Lewis Capaldi berhenti sejenak dan berkata, “The One You Loved”.

Fans dengan cepat menyadari bahwa Lewis Capaldi menderita Tourette’s Syndrome dan membantunya bernyanyi bersama sampai akhir lagu dengan lantang, sangat meningkatkan perasaan gembira.

Pada bulan september tahun lalu, Lewis Capaldi telah menyatakan kepada publik bahwa dia mengidap Sindrom Tourette. Sebuah sindrom yang membuatnya tidak bisa mengontrol gerakan atau suaranya sendiri.

Sindrom Tourette, juga dikenal sebagai Tourette disorder, adalah kondisi neurobiologis yang ditandai oleh gerakan tidak terkendali yang disebut tic dan kebiasaan vokal yang disebut tic vokal.

Tic ini biasanya muncul pada masa kanak-kanak, puncaknya pada usia 10-12 tahun, dan dapat menetap atau memburuk selama masa remaja. Meskipun gejalanya dapat berkurang pada usia dewasa, sebagian besar orang dengan Sindrom Tourette tetap mengalami tic dan tic vokal sepanjang hidup mereka.

Sindrom Tourette adalah kondisi yang jarang terjadi, hanya sekitar 1 dari 160 anak-anak yang terdiagnosis dengan sindrom ini. Tidak ada penyebab pasti untuk Sindrom Tourette, meskipun penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan lingkungan dapat berperan dalam pengembangan kondisi ini.

Gejala Sindrom Tourette dapat berupa tic motorik, tic vokal, atau kombinasi dari keduanya. Tic motorik dapat berupa gerakan kepala, mata, wajah, atau anggota tubuh lainnya, sementara tic vokal dapat berupa suara atau kata-kata yang diulang-ulang.

Beberapa orang dengan Sindrom Tourette juga dapat mengalami gejala seperti mengedipkan mata secara berlebihan, mengangkat bahu secara berulang-ulang, atau merentangkan mulut secara berulang-ulang.

Sementara Sindrom Tourette dapat menjadi kondisi yang sangat mengganggu, banyak orang dengan Sindrom Tourette mampu mengelola gejalanya dengan baik melalui terapi dan pengobatan.

Baca Juga :  Simak Sinopsis Film Divergent Beserta Para Pemainnya

Terapi perilaku, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi perilaku dukungan sosial, dapat membantu seseorang dengan sindrom tourette mengelola tic mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Selain itu, beberapa obat, seperti antipsikotik, dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan tic.

Sayangnya, Sindrom Tourette masih seringkali disalah pahami atau diabaikan oleh masyarakat. Banyak orang dengan Sindrom Tourette mengalami diskriminasi atau pelecehan karena gejalanya, dan stigma ini dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.

Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa penderita gangguan Sindrom Tourette adalah kondisi medis yang serius dan bukan sekadar ‘kebiasaan buruk’ atau ‘sifat buruk’.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman tentang Sindrom Tourette dan membantu mereka yang hidup dengan kondisi ini, ada banyak organisasi dan sumber daya yang tersedia.

Misalnya, Tourette Association of America, National Institute of Neurological Disorders and Stroke, dan National sindrom tourette Association semuanya menyediakan informasi dan dukungan untuk orang dengan sindrom tourette dan keluarga mereka.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala Sindrom Tourette, penting untuk mencari bantuan medis dan mendiskusikan opsi pengobatan dengan dokter atau ahli terapis yang berpengalaman dalam mengelola kondisi ini.

Perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak orang dengan sindrom tourette dapat memperbaiki kualitas hidup mereka dan meraih keberhasilan dalam hidup mereka. Lewis Capaldi salah satu contohnya.

Dengan demikian, orang dengan Sindrom Tourette dapat hidup dengan lebih mudah dan mendapat dukungan yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan yang sehat dan produktif.