Setelah melalui krisis awal tahun ini, AC Milan akhirnya menemukan cara untuk kembali meraih kemenangan di tiga laga terakhir Serie A dan Liga Champions. “I Rossoneri” alias “Si Merah-Hitam” berangsur-angsur menjadi terbiasa dengan peralihan taktis dari empat bek menjadi tiga bek sebagai tanggapan atas kerentanan pertahanan di akar krisis.
Terbukti, Milan meraih tiga kemenangan beruntun itu dengan menjaga gawang tidak kebobolan atau clean sheet. Mereka menang 1-0 atas tim tamu Torino pada pekan ke-22 Serie A, 1-0 atas tim tamu Tottenham Hotspur pada laga pertama 16 besar Liga Champions, dan 1-0 atas tuan rumah AC Monza pada pekan ke-23 Serie A.
”Kami tidak terbiasa kebobolan begitu banyak dalam periode sulit kami kemarin. Kami berpikir keras untuk meningkatkan kinerja dan mengatasi semua hal yang tidak berfungsi. Tiga kemenangan dengan clean sheet itu berarti periode negatif itu sudah berlalu. Kami harus menatap laga-laga berikutnya dengan lebih percaya diri,” ujar gelandang Milan, Rade Krunic, kepada DAZN dilansirFootball-Italia usai menang 1-0 atas Monza, Minggu (19/2/2023).
Sebuah gol dari pemain sayap Junior Messias pada menit ke-31 membuat Milan mencuri tiga poin dari tuan rumah Monza, Minggu. Gol yang lahir dari kerja keras Messias mengoptimalkan bola liar hasil kemelut di dalam kotak penalti dengan tendangan keras yang menghunjam pojok kanan gawang itu menjadi satu-satunya gol dalam laga tersebut.
Dengan formasi 3-4-2-1, Milan menunjukkan permainan yang solid di lini belakang. Dengan tenang dan koordinasi yang baik, para pemain belakang mereka berulang kali mementahkan peluang Monza yang bermain penuh semangat di hadapan pendukung sendiri. Setidaknya, ada lima peluang terbaik Monza yang digagalkan.
Lewat strategi itu, Milan bisa mewujudkan keseimbangan antara bertahan dan menyerang. ”Si Setan Merah” tangguh di belakang sekaligus fleksibel di depan. Para pemain tengah mereka lebih nyaman dalam menjembatani transisi dari menyerang ke bertahan, serta mengalirkan serangan dari belakang ke depan.
Perubahan taktik itu menjadi kunci yang membawa Milan menundukkan Tottenham, Rabu (15/2/2023), dan Torino, Sabtu (11/2/2023). Rentetan hasil positif itu mengakhiri fase krisis yang dialami Milan dalam delapan laga sebelumnya di semua kompetisi mulai awal tahun ini.
Usai menang 2-1 atas tuan rumah Salernitana pada pekan ke-16 Serie A, Milan hanya mencatat dua seri dan tiga kekalahan dengan kebobolan 15 gol. Selain itu, mereka tersingkir dari 16 besar Piala Italia karena kalah 0-1 dari tim tamu Torino. Mereka pun kalah 0-3 dari Inter Milan dalam perebutan Piala Super Italia di Arab Saudi.
”Saya memiliki pertahanan yang lebih solid di depan saya dan Anda bisa melihat hasilnya dalam pertandingan akhir-akhir ini. Kami menunjukkan karakter yang luar biasa untuk meraih kemenangan,” kata kiper Milan, Ciprian Tatarusanu, kepada Milan TV dikutip Football-Italia.
Jika ada yang masih perlu dibenahi atau butuh sentuhan tambahan, itu adalah ketenangan para penyerang untuk menuntaskan peluang menjadi gol. Dalam menghadapi Monza, Milan sukses melahirkan sedikitnya delapan kesempatan emas tetapi cuma satu yang berbuah gol.
Secara keseluruhan, dari tiga kemenangan terakhir, satu-satunya penyerang Milan yang mencetak gol adalah Oliver Giroud saat merebut tiga poin atas Torino. Sisanya, gol dilesatkan gelandang serang Brahim Diaz ke gawang Tottenham sebelum Messias menyumbangkan gol ke gawang Monza.
Tak heran, pelatih Milan Stefano Pioli masih mengutak-atik lini depan dari memainkan duet Giroud-Divock Origi ketika pertama kali mengalihkan strategi dari empat bek ke tiga bek tatkala kalah 0-1 dari Inter pada pekan ke-21. Kemudian, menempatkan Giroud menjadi ujung tombak tunggal saat menang atas Torino dan Tottenham, serta mencoba Origi di posisi yang sama ketika menang atas Monza.
Selanjutnya, mungkin saja Pioli memberikan kesempatan Zlatan Ibrahimovic yang baru pulih dari operasi cedera lutut untuk menjalankan debut di musim ini. Penyerang asal Swedia berusia 41 tahun itu berada di bangku cadangan dalam dua laga Serie A terakhir.
”Langkah berikutnya adalah membangun permainan dari belakang dengan lebih baik, lebih konsisten, dan menciptakan lebih banyak peluang mencetak gol. Kami harus bergerak lebih baik di depan. Saya ingin melihat peningkatan dalam membangun permainan dan mencari opsi ke depan,” tutur Pioli kepada DAZN.
Inter merayakan gol penyerang Romelu Lukaku yang menjadi salah satu gol dari kemenangan 3-1 atas Udinese pada pekan ke-23, Minggu. Gol dari titik penalti itu adalah gol kedua Lukaku di Serie A musim ini setelah gol ke gawang Lecce pada pekan pertama atau setelah paceklik gol selama 189 hari. Itu sekaligus gol ketiganya di semua kompetisi musim ini. Satu gol lainnya dibukukan ke gawang Viktoria Plazen pada pekan kelima penyisihan grup Liga Champions.
”Lukaku meningkat hari demi hari, pertandingan demi pertandingan, sesi latihan demi sesi latihan. Kami punya keyakinan besar kepada Lukaku. Dia memiliki beberapa masalah musim lalu di London, kami membawanya kembali ke sini dan kemudian dia mengalami cedera serius yang mengganggunya selama empat bulan. Jika dia memulai permainan, itu berarti dia dalam kondisi yang baik dan bermain akan membantunya memperkuat performa itu,” tegas Pelatih Inter Simone Inzaghi kepada Sky Sport Italia dilansir Football-Italia.